Sabtu, Oktober 13, 2012

" Perzinahan di Dalam Gereja Vatikan "


Yesus berkata:

[27] Kamu telah mendengar firman: "janganlah berzina."
 [28] Tetapi Aku berkata kepadamu: "Setiap yang memandang perempuan dan menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya."
[29] Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih balk bagimu satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan dalam neraka. (Matius 5:27-29)

Inilah syariat yang dikatakan oleh Tuhan (menurut pandangan Kristen), yang tidak hanya mengharamkan perbuatan zina, tapi juga mengharamkan pandangan penuh nafsu kepada wanita! Namun, hukum tersebut telah dihapus oleh Paulus sang rasul dengan tidak memperhatikan apa yang telah dikatakan Yesus! Surat Kabar Italia La Republica yang terbit di Vatikan pada hari rabu,  21-3 -2001 mengabarkan tentang banyaknya kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan biarawati yang dilakukan oleh pastur dan uskup di gereja Katolik, lalu mereka memaksa para biarawati itu agar menggugurkan kandungannya untuk mencegah terbongkarnya skandal. Dalam berita itu, terbongkarlah rahasia yang menyatakan bahwa para uskup dan pendeta menggunakan otoritas agama mereka di beberapa negara, untuk melakukan hubungan seks dengan biarawati secara paksa. Hal ini terbukti dengan laporan tentang banyaknya terjadi pelecehan seksual di 23 negara, diantaranya: Amerika Serikat, Brazil, Philipina, India, Irlandia, dan Italia, bahkan di dalam gereja Katolik (Vatikan) itu sendiri, juga di beberapa negara Afrika lainnya.

Berita tersebut mengatakan: Bahwa salah seorang kapala biarawati di sebuah gereja - yang sengaja tidak disebutkan namanya - menyatakan, bahwa para pendeta di gereja tempatnya bekerja telah melakukan pelecehan seksual terhadap 29 biarawati yang ada dalam keuskupannya. Ketika salah seorang biarawati melaporkan permasalahan ini kepada uskup agung, maka dia pun dipecat dari pekerjaannya.

Di gereja lainnya - menurut laporan - para pendeta yang berada di sana minta disediakan biarawati untuk memenuhi nafsu seks mereka. Dalam berita itu dinyatakan, bahwa setelah kejadian tersebut terungkap, maka pihak gereja mengirim para uskup yang terlibat ke luar negeri untuk melanjutkan studi atau mengutus mereka ke gereja lain sampai batas waktu tertentu. Adapun para biarawati - yang takut pulang ke rumahnya - dipaksa untuk meninggalkan gereja, sehingga banyak dari mereka beralih profesi menjadi wanita tuna susila. Juga dinyatakan, bahwa telah ditemukan beberapa bulan yang lalu tentang adanya jaringan para uskup dan agamawan di Vatikan - dengan berbagai macam tingkatannya - yang melakukan perilaku seks menyimpang (homoseks) dan pecandu narkoba.

Pada akhir-akhir ini (maret 2003), Bapa Vatikan (Yohanes Paulus II) mengundang para pembesar gereja Katolik Roma di Amerika Serikat ke Vatikan Roma untuk membahas terbongkarnya skandal seks sebagian uskup Amerika yang mengguncang gereja di sana.

Uskup New York dan Boston yang memiliki kedudukan terbesar di gereja Amerika mendapat tekanan kuat untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka, setelah tersebar kabar bahwa mereka berdualah yang berada di balik skandal seks yang dilakukan oleh sebagian pendeta. Uskup Milouki dituduh telah menyembunyikan informasi tentang skandal seks serupa. Kepala uskup Boston Kardinal Bernard Lu yang berumur 70 tahun juga dituduh telah mengetahui adanya beberapa uskup di keuskupannya yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur secara terus menerus, namun uskup tersebut tidak memberikan sanksi kepada mereka, malah dia hanya memindahkankannya ke keuskupan lainnya, dimana para pendeta tersebut bisa mencari korban-korban baru lainnya. Selain itu, terdapat juga skandal serupa di daerah St. Louis, Florida, California, Philadelphia, dan Detroit.

Sekitar 3000 pendeta menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur. Kardinal pun mendapat protes keras karena tidak memberikan sanksi di Boston kepada mantan pendeta John Geogon yang diyakini telah melakukan pelecehan seks terhadap 100 orang selama 20 tahun, malah dia hanya dipindahkan ke keuskupan lain. Skandal gereja tersebut menghabiskan biaya yang sangat besar mencapai milyar dolar untuk berdamai di luar pengadilan di beberapa kasus. Juga dinyatakan bahwa beberapa keuskupan bangkrut disebabkan oleh skandal seks tersebut.

 


Wassalam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar