Jumat, Oktober 19, 2012

Fantasi dalam Hubungan Suami Istri


Ummi, Nanda (35) sudah menikah 7 tahun dan dikaruniai 4 anak. Nanda punya permasalahan yang sangat mengganggu hati. Maaf sebelumnya jika masalah ini sebetulnya sangat pribadi.
Sekitar 3 tahun lalu, suami saya mulai berperilaku aneh saat kami melakukan hubungan suami istri. Saat berhubungan intim dia berperan seolah-olah saat itu dia adalah orang lain dan saya dipaksanya memanggilnya dengan nama lain, bukan namanya sendiri. Kalau Nanda tak menurutinya ia jadi gusar. Dan memang, selama saya memanggilnya dengan nama lain itu ia terlihat puas.
Nanda pernah bertanya, apakah Nanda tidak menarik lagi sampai-sampai ia berfantasi menjadi orang lain begitu. Namun ia hanya menjawab, bahwa sensasinya beda kalau saya memanggilnya dengan nama fiktif. Padahal selama ini Nanda terus berupaya bahkan membaca banyak sumber agar Nanda dapat melayani suami dengan baik.
Ummi, Nanda bingung, apakah yang telah kami lakukan ini dibolehkan dalam syariat Islam? Nanda sendiri merasa tersiksa dengan perilaku suami saat berhubungan intim tersebut. Apakah perilaku itu masih terbilang normal?
Akhwat, via e-mail
Jawaban Syariah
Akhwat yang Ummi cintai, dalam QS Al-Baqarah: 223, disebutkan bahwa ��.istri kamu adalah ladang tempat bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu bagaimana saja kamu kehendaki�.� Maksudnya adalah dibolehkan berhubungan dengan berbagai cara selagi tidak melakukan anal sex (lewat anus) karena jelas diharamkan. Di dalam ayat ini juga ditegaskan,�Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk diri kamu��Maksudnya, hubungan suami istri semestinya ditujukan untuk kemaslahatan diri di dunia dan akhirat, bukan semata-mata untuk melampiaskan nafsu belaka. Karena itu ditekankan untuk� �bertakwalah kepada Allah�,� hingga sebelum berhubungan suami istri dianjurkan untuk berdoa.
Fantasi yang Nanda sebutkan adalah sama saja dengan berhalusinasi melakukan hubungan suami istri dengan orang lain. Ini adalah perbuatan yang dilarang dan berdosa melakukannya, sebagaimana seseorang yang melakukan istimna� (masturbasi) tentu dilakukan dengan berhalusinasi atau berkhayal berhubungan suami istri dengan orang lain.
Cobalah untuk berkomunikasi dan membicarakannya baik-baik dengan suami bahwa apa yang dilakukan ini adalah keliru dan tidak dibenarkan dalam syariat Islam. Hidupkan sunnah Rasul saat berhubungan suami istri dan jadikan itu sebagai referensi dalam melakukan hubungan suami istri.
Jawaban Psikologi
Sebenarnya sangat penting mengetahui akar penyebab terbentuknya perilaku suami Nanda yang demikian, agar saran yang diberikan pun sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Dalam rubrik yang terbatas ini, Ummi memberikan beberapa saran yang dapat Nanda pertimbangkan:
������ Cermatilah apakah nama sebutan yang dijadikan nama panggilan tersebut merupakan nama yang sama dari waktu ke waktu? Bila ya, Nanda mungkin perlu mencari tahu lebih dalam mengenali pemilihan nama tersebut dan apa yang ada di balik nama itu. Namun bila tidak, mungkin ungkapan nama itu sekadar mengesankan dirinya sebagai pribadi yang berbeda ketika sedang bersama dengan Nanda.
������ Dalam kondisi tenang dan harmonis, cobalah Nanda tanyakan baik-baik, mengapa ia mendapatkan sensasi yang berbeda dengan nama panggilan yang diinginkannya. Tawarkanlah bila memang Nanda memiliki sensasi lain selain nama panggilan itu. Untuk hal ini tentu Nanda dapat mencari informasi dari orang-orang tepercaya dan amanah, bagaimana memperlakukan suami dengan baik dalam hubungan suami istri.
������ Cobalah cari jalan tengah dengan memanggil suami tidak dengan namanya sendiri, namun dengan sebutan pengganti, seperti �sayang� atau �abang�. Penggantian nama tersebut diharapkan dapat membuat suami lebih percaya dengan dirinya sendiri, memberikan sensasi tertentu tanpa menjadi seperti orang lain.
������ Relasi suami istri pada umumnya merupakan cerminan kualitas hubungan suami-istri dalam lingkup yang lebih besar. Cobalah Nanda perhatikan, apakah selama ini hubungan keluarga terjalin dengan baik dan harmonis? Atau ada ganjalan yang mungkin dapat dirasakan tetapi tidak kunjung diungkapkan? Bila memang Nanda menghadapi hal-hal semacam itu, sebaiknya hal tersebut diselesaikan lebih dahulu agar tidak berdampak pada hubungan intim.
������ Bila langkah-langkah sudah diambil, tapi masih juga mengalami kendala, ada baiknya Nanda meluangkan waktu untuk berkonsultasi pada ahlinya agar persoalan tersebut tertangani secara tepat. Jangan hanya berdiam diri saja, karena ketidakpuasan dalam hubungan suami istri memiliki dampak yang luas untuk urusan-urusan lainnya. Dan seringnya orang menyadari hal tersebut ketika kondisinya sudah terlambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar